Jumat, 18 Juni 2010

Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sebagai Media Pembelajaran Matematika

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pengajaran disamping aspek lain. Perkembanagan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Oleh karena itu, guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pengajaran

B. Rumusan Masalah.
Makalah ini berisi penjelasan tentang Lingkungan Sekitar yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran matematika.

C. Tujuan Penulisan.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompoki yang diberikan oleh dosen pengampu Workshop Matematika dan bisa menambah pengetahuan bagi mahasiswa.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemanfaatan Lidi
Lidi merupakan media pembelajaran matematika yang dapat kita peroleh dari lingkungan sekitar. Lidi dapat kita gunakan sebagai alat bantu hitung pada anak kelas satu dan dua sekolah dasar. Sekarang ini memang banyak bermunculan alat bantu hitung yang modern dan harga yang lumayan terjangkau. Tapi bagaimana dengan guru-guru yang ditempatkan di pedesaaan atau daerah terpencil, yang jauh dari keramaian kota. Mereka tidak perlu khawatir, merea bisa memanfaatkan alam sekitar sebagai media pembelajaran matematika. Mereka tidak memerlukan biaya mahal bahkan tanpa mengeluarkan biaya sekalipun.
Pemanfaatan lidi disini dalam pembelajaran aritmatika yaitu penjumlahan dan pengurangan. Berikut ini akan dijelaskan bagaimana pemanfaatan lidi sebagai media pembelajaran matematika.
1. Bahan
Lidi

2. Penggunaan
Pengenalan bilangan pada konsep penjumlahan dan pengurangan.

3. Cara Pembuatan
a. Pilih batang lidi yang besar dan kuat
b. Bersihkan lidi yang telah kita pilih tadi
c. Celupkan lidi pada cat dengan warna yang kita inginkan agar menarik.
d. Keringkan cat pada lidi sampai kering.
e. Potong batang lidi dengan panjang lidi 10 cm sebanyak 100 batang atau sesuai kebutuhan.


4. Cara Penggunaan
Contoh Soal:
9 + 5 = 14
a. Ambil Sembilan batang lidi
IIIIIIIII
b. Ambil 5 batang lidi lagi.
IIIII
c. Gabungkan lidi-lidi yang diambil tadi
IIIIIIIII + IIIII = IIIIIIIIIIIIII
d. Hitung Jumlah lidi seluruhnya.
IIIIIIIIIIIIIII

21- 9 = 11
a. Ambil 21 batang lidi
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
b. Karena kurang, maka ambil 9 lidi dari 21 lidi tadi
IIIIIIIIII
c. Hitung lidi yang tesisa setelah pengambilan 9 tadi.
IIIIIIIIIIIII

B. Pemanfaatan Bambu
Bambu bisa kita manfaatkan untuk membuat jarring-jaring bangun ruang seperti balok, kubus, limas dan lain-lain. Meskipun sekarang telah banyak jarring-jaring bangun ruang yang terbuat dari plastik dan dijual dengan berbagai harga. Tapi tidak banyak sekolah yang memiliki, jika pun ada tetapi alat peraganya itu terbatas paling-paling satu set alat perga bangun ruang. Sebagai guru, kita bisa mengajak siswa-siswa kita untuk berkreasi membuat jaring-jaring bangun ruang ini dengan memanfaatkan bamboo. Berikut ini akan dijelaskan bagaimana cara pembuatannya.
1. Bahan dan alat
a. Bambu
b. Paku triplek
c. Tali

2. Tujuan pembuatan
Untuk membuat jaring-jaring bangun ruang seperti balok, kubus, limas dan bangun ruang yang lainnya.

3. Cara Pembuatan
a. Bersihkan bambu yang ingin kita gunakan
b. Beri warna bambu dengan cat sesuai keinginan kita.
c. Potong bambu sesuai ukuran jaring-jaring bangun ruang yang ingin kita buat.
d. Perkuat dengan paku tempat terjadinya penyambungan bambu atau titik sudut bangun ruang dan lilit dengan tali.

Media pembelajaran bangun ruang ini bisa digunakan dalam pembelajaran bangun ruang di SD, SMP, SMA bahkan sampai kuliah. Jika dilihat dari bahan yang digunakan memang murah meriah dan sederhana karena memanfaatkan bahan dari alam dan bisa dibuat oleh tangan kita sendiri walaupun sekarang ini telah banyak media-media pembelajaran bangun ruang yang baik.



BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banyak sekali manfaat yang terkandung di Alam. Allah menciptakan alam senesta beserta isinya dengan berbagai manfaatnya. Kita sebagai manusia yang berpendidikan bisa menggunakan ilmu yang kita miliki untuk memanfaatkannya.
Begitu juga dengan ilmu matematika, begitu banyak media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar matematika yang bisa dimanfaatkan sebagai meis pembelajaran matematika itu sendiri. Mislanya saja, lidi yang kita tahu sebagai alat sapu, tusuk sate dan lain-lain, padahal bisa digunakan sebagai alat bantu menghitung yaitu penjumlahan dan pengurangan. Begitu pula bambu, bisa kita manfaatkan sebagai bahan yang digunakan untuk membuat juring-juring bangun ruang.

B. Saran
Guru hendaklah mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Selain, guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pengajaran. Oleh karena itulah, bagi calon-calon guru sangat perlu mempelajari media pembelajaran ini yang berguna bagi mereka ketika mengajar kelak.

PEMANFAATAN BARANG BEKAS

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pengajaran disamping aspek lain. Perkembanagan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Oleh karena itu, guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana seperti barang-barang bekas serta guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pengajaran.

B. Rumusan Masalah.
Makalah ini berisi penjelasan tentang Barang Bekas yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran matematika.

C. Tujuan Penulisan.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompoki yang diberikan oleh dosen pengampu Workshop Matematika dan bisa menambah pengetahuan bagi mahasiswa.


BAB II
PEMANFAATAN BARANG BEKAS

Banyak sekali barang bekas di alam ini dapat kita manfaatkan sebagai media pengajaran matematika. Media pengajaran ini dapat membantu seorang guru mengajar lebih menarik dan membuat siswa lebih paham. Selain itu, barang-barang bekas ini dapat diperoleh dengan mudah dan memerlukan biaya yang efisien karena berada disekitar kita.

A. Pemanfaatan Kalender Bekas
Ketika berganti tahun baru, maka kita mengganti kalender-kalender di sekitar kita dengan kalender tahun yang baru. Akan tetapi, kebanyakan dari kita membuang kalender tahun lama ini karena tidak terpakai lagi. Sebenarnya, kalender-kalender bekas ini bermanfaat sebagai media pengajaran matematika di tingkat sekolah dasar, khususnya pada kelas III SD tentang Mengenalkan jam, hari, minggu dan tahun.
Kalender bekas yang kita pakai sebagai media pembelajaran disini adalah kalender tahun kabisat dan kalender bukan tahun kabisat. Kalender tahun kabisat adalah kalender yang tahun-tahunnya bisa dibagi emapat dan bulan februarinya terdapat 29 hari, contohnya: 2000, 2004, 2008, 2012 dan lain-lain. Sedangkan tahun bukan kabisat Sedangkan tahun bukan kabisat, kebalikan dari tahun kabisat bulan februarinya hanya 28 hari dan tidak bisa dibagi empat, misalnya 2005, 2006, 2007, 2009, 2010 dan lain-lain.
1. Manfaat Kalender Bekas
a. Mengenalkan hari dan hubungannya dalam 1 minggu, bulan dan tahun.
b. Membedakan tahun kabisat dan bukan tahun kabisat

2. Sistem Pembelajaran
a. Seorang guru bisa membawa beberapa kalender bekas yang terdiri dari kalender tahun kabisat dan kalender bukan tahun kabisat dan guru juga menyuruh para siswanya untuk membawa kalender bekas.
b. Siswa hendaklah dibagi dalam beberapa kelompok
c. Kalender-kalender yang telah dibawa oleh guru dibagi kepada masing-masing kelompok selain kalender yang mereka bawa sendiri.
d. Kemudian guru menyuruh mereka memperhatikan kalender yang mereka miliki dan mengambil kesimpulan apa yang bisa mereka peroleh
Kesimpulan yang guru harapkan itu bisa mengenai, siswa dapat menyebutkan:
- Dalam 1 minggu ada 7 hari yaitu senin, selasa, rabu, kamis, jum’at, sabtu dan minggu.
- Dalam 1 bulan ada 28/29 hari, 30 hari dan 31 hari.
- 1 Tahun ada 12 bulan yaitu Januari (31 hari), Februari (28 hari untuk bukan kabisat dan 29 hari untuk tahun kabisat), Maret (31 hari), April (30 hari), mei (31 hari), Juni (30 hari), Juli (31 hari), Agustus (31 hari), September (30 hari), Oktober (31 hari), November (30 hari) dan Desember (31 hari).
- 1 tahun terdapat 365 hari (kalender tahun bukan kabisat) dan 366 hari ( untuk kalender tahun kabisat).
- Jika kalender tahun kabisat, pada bulan februari terdapat 29 hari dan terjadi pada tahun-tahun yang dapat di bagi empat sedangkan untuk tahun bukan kabisat bulan februari ada 28 hari dan terjadi pada kalender-kalender yang tahun-tahunnya tidak bisa dibagi empat.
e. Jika apa yang disimpulkan siswa masih kurang, guru bisa menambahkannya.

3. Pengaplikasian Pada Matematika
Contoh:
a. Jika sekarang tanggal 9 Mei, maka 10 hari mendatang tanggal…
Jawab: 19 Mei
b. Jika sekarang hari senin, maka lima hari medatang adalah hari…
Jawab: Sabtu
c. Jika sekarang bulan mei, maka 87 bulan mendatang adalah bulan…
Jawab: Desember

Selain mereka bisa mengenal tentang kalender, dalam pembelajaran ini juga bisa mengajarkan tentang aritmatika.

B. Pemanfaatan Jam Rusak dan Jam Buatan dari Triplek Bekas
Pengenalan waktu bagi anak didik sangat penting karena akan sangat berguna bagi mereka dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran ini, guru hendaklah membawa media dalam mengajarkannya karena pembelajaran ini memerlukan bentuk nyata (susah untuk dibayangkan). Hal ini berguna agar anak didik lebih paham.
Akan tetapi, jika kita menggunakan jam rusak tentu akan terjadi keterbatasan. Oleh karena itu, seorang guru dapat membuat jam-jam mainan dari triplek bekas, kita temple karton yang telah diberi angka, sebagai jarumnya bisa menggunakan seng tipis bekas, dan dengan menggunakan paku triplek kita tempelkan jarum tersebut agar bisa tetap berputar. Ini bisa dibuat guru bersama-sama para siswa sehingga setiap siswa memiliki jam sebagai alat untuk belajar.

1. Manfaat Jam Rusak dan Jam buatan dari Triplek Bekas
Jam rusak ini dapat digunkan untuk mengajarkan konsep jam kepada peserta didik, tentang konsep detik, menit, dan jam serta hubungannya dengan hari dan lain-lain.
1 jam = 60 menit
1 menit = 60 detik
1 jam = 3600 detik
1 Hari = 24 jam

2. Sistem Pembelajrannya
- Setiap Siswa hendaklah memiliki 1 jam yang telah rusak atau jam yang dibuat dari triplek tadi.
- Guru menerangkan bagaimana konsep waktu dan mengajarkan bagaimana cara menunjukkan waktu
- Setelah guru memberikan materi, guru bisa memberikan latihan tentang jam dan para siswa langsung menunjukkan dengan jam yang mereka miliki dan guru hanya membimbing bagi mereka yang tidak mengerti.
Contoh:
1. Tunjukkan Denga jam kalian miliki, jam 10:30…
2. Jam disamping menunjukkan jam…



BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banyak sekali manfaat yang terkandung di Alam. Allah menciptakan alam semesta beserta isinya dengan berbagai manfaatnya sekalipun barang bekas. Kita sebagai manusia yang berpendidikan bisa menggunakan ilmu yang kita miliki untuk memanfaatkannya.
Begitu juga dengan ilmu matematika, begitu banyak media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar matematika yang bisa dimanfaatkan sebagai meis pembelajaran matematika itu sendiri. Mislanya saja,kalender bekas yang kita tahu buang jika tahun telah berganti, padahal memiliki manfaat yang besar serta jam-jam rusak, yang kita jual ke tukang loak karena dirasakan tidak ada lagi manfaatnya, padahal jam tersebut bisa kita gunakan untuk mengajarkan tentang konsep waktu kepada peserta didik.

B. Saran
Guru hendaklah mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Selain, guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pengajaran. Oleh karena itulah, bagi calon-calon guru sangat perlu mempelajari media pembelajaran ini yang berguna bagi mereka ketika mengajar kelak.

Minggu, 14 Maret 2010

KARTU FUNGSI KUADRAT - GRAFIK

Tujuan : Melatih keterampilan siswa tentang grafik fungsi kuadrat dan sifat-sifat aljabarnya.

Petunjuk kerja:
versi 1
•Permainan kartu untuk 2, 3, atau 4 pemain.
•Kocok kartu, dan bagikan ke tiap-tiap pemain 4 kartu.
•Buka 1 kartu dari tumpukan kartu sisa di atas meja.
•Secara bergantian pemain menyambung kartu dimulai dari yang terbuka tadi dengan syarat: grafik disambung dengan syarat yang sesuai.
•Bila pada gilirannya, pemain tidak memiliki kartu yang sesuai, maka ia harus mengambil dari tumpukan kartu sisa hingga memperoleh kartu yang sesuai.
•Bila kartu sisa habis dan pemain tidak dapat melangkah (karena tidak memiliki kartu yang sesuai) maka gilirannya diambil alih oleh pemain yang berikutnya.
•Pemenang adalah pemain yang pertama kali dapat menghabiskan kartu yang dipegangnya, atau yang memiliki kartu paling sedikit.

versi 2
•Permainan kartu untuk 2, 3, atau 4 pemain.
•Kocok kartu, dan bagikan ke tiap-tiap pemain hingga kartu habis terbagi.
•Undilah giliran melangkah, lalu pemain pertama membuka 1 kartu di atas meja
•Secara bergantian pemain lain menyambung kartu, dimulai dari yang terbuka tadi dengan syarat: grafik disambung dengan syarat yang sesuai.
•Bila pada gilirannya, seorang pemain tidak dapat melangkah (karena tidak memiliki kartu yang sesuai) maka gilirannya diambil alih oleh pemain yang berikutnya.
•Pemenang adalah pemain yang pertama kali dapat menghabiskan kartu yang dipegangnya, atau yang memiliki kartu paling sedikit.


versi 3
•Permainan kartu untuk 2, 3, atau 4 pemain.
•Kocok kartu, dan bagikan ke tiap-tiap pemain 4 kartu.
•Buka 1 kartu dari tumpukan kartu sisa
•Secara bergantian pemain menyambung kartu dimulai dari yang terbuka tadi dengan syarat: grafik disambung dengan syarat yang sesuai..
•Setiap menurunkan satu kartu, pemain mengambil 1 kartu dari tumpukan kartu sisa.
•Apabila tumpukan kartu sisa habis dan pemain tidak memiliki kartu yang sesuai, maka gilirannya dilanjutkan oleh pemain berikutnya.
•Pemenang adalah pemain yang pertama kali dapat menghabiskan kartu yang dipegangnya, atau yang memiliki kartu paling sedikit.

Gambar: contoh langkah permainan kartu



Cara Pembuatan



Sebuah kartu dapat dibuat dari pasangan antara gambar grafik dan syarat grafik. Misalkan pada gambar di atas grafik 1 dipasangkan dengan A, lalu grafik 1 dengan B dan seterusnya sampai F. Dengan cara yang sama memasangkan grafik 2 dengan syarat grafik, dan seterusnya sehingga diperoleh pasangan sebagai berikut:
(1,A), (1,B), (1,C), (1,D), (1,E), (1,F)
(2,A), (2,B), (2,C), (2,D), (2,E), (2,F)
(3,A), (3,B), (3,C), (3,D), (3,E), (3,F)
(4,A), (4,B), (4,C), (4,D), (4,E), (4,F)
(5,A), (5,B), (5,C), (5,D), (5,E), (5,F)
(6,A), (6,B), (6,C), (6,D), (6,E), (6,F)

Contoh: untuk pasangan (1,D)



Senin, 08 Maret 2010

MEDIA PEMBELAJARAN

Perkembanagan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pengajaran.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran disekolah pada khususnya.

A. PENGERTIAN MEDIA
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar.
Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian media dalam pengajaran:
•Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
•Menurut Fleming (1987:234) kata mediator adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya.
•Hernich, dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah media sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.
•Hamidjojo dalam Latuheru (1993) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebarkan ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
•Hamalik (1986) menemukakan bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi.
•Gagne dan Briggs (1975) secara implicit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, ganbar, grafik, televisi, dan computer.
•AECT (Association of Education and Communicatin Technology, 1977) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
•National Education Association memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan peralatannya.

B.CIRI-CIRI MEDIA PENDIDIKAN
Gerlach dan Ely (1971) mengemukakan tiga ciri-ciri media pembelajaran, yaitu:
1.Ciri Fiksatif (fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek. Suatu peristiwa atau obyek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, dan film.
Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau obyek yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat.

2.Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulative. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu.

3.Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributive dari media memungkinkan suatu obyek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relative sama mengenai kejadian itu.

C.FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PENDIDIKAN
Fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar dan turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Beberapa fungsi media pengajaran menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
•Yunus (1942:78) dalam bukunya Attarbiyatu watta’liim mengungkapkan bahwasannya media pengajaran paling besar pengaruhnya bagi indera dan lebih dapat menjamin pemahaman. Orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan mendengarnya.
•Ibrahim (196:432) menjelaskan betapa pentingnya media pengajaran karena media pengajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan gembira bagi siswa dan memperbarui semangat mereka, membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa serta menghidupkan pelajaran.
•Levie dan Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pengajaran, khususnya media visual, yaitu:
a)Fungsi atensi
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
b)Fungsi afektif
Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar
atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
c)Fungsi kognitif
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d)Fungsi kompensatoris
Fungsi kompensatoris media pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

•Hamalik mengemukakan beberapa fungsi media pengajaran, yaitu:
a)Membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa
b)Dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar
c)Dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru
d)Membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
e)Dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penaksiran data, dan memadatkan informasi.

•Kemp dan Dayton (1985:28) mengemukakan bahwa media pengajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu:
a)Memotivasi minat dan tindakan
Media pengajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan untuk melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau memberikn sumbangan material). Pencapain tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.
b)Menyajikan informasi
Media pengajaran dapat digunakan dalam rangka menyajikan informasi di hadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi.
c)Memberi instruksi
Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif.



•Sudjana dan Rifai mengemukakan manfaat media pengajaran dalam proses belajar yaitu :
a)Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkanya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran
b)Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal memalui pemutaran kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi jalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran
c)Proses pembelajaran akan lebih menarik dan dapat menambahkan motivasi belajar
d)Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain

•Dale (1969:180) mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat memberikan manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media apa saja agar manfaat berikut dapat terealisasi:
a)Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas.
b)Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa.
c)Menunjukan hubungan antara siswa dengan meningkatnya motivasi belajar siswa.
d)Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa.
e)Membuat hasil belajar lebih bermakn bagi berbagai kemampuan siswa.
f)Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang melibatkan meningkatnya hasil belajar.
g)Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan sebepara banyak telah mereka pelajari.
h)Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang bermakna dapat dikembangkan.
i)Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat.


Dari uraian dan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan beberapa manfaat taktis dari penggunaan media pengajaran di dalam proses belajar proses mengajar sebagai berikut:
1.Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2.Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3.Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu;
a)Obyek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau model.
b)Obyek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengn bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar.
c)Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide disamping secara verbal.
d)Obyek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atu simulasi computer.
e)Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti computer, film, dan video.
f)Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan mamakan waktu lama dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman seperti time-lapse untuk film, video, slide atau simulasi computer.
4.Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di ligkungan mereka, serta memungkinkan terjdinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.
























DAFTAR PUSTAKA


Achsin, A. 1986. Media Pendidikan dalam Kegiatan Belajar-Mengajar. Ujung Pandang: Penerbit IKIP Ujung Pandang.

Arsyad, Azhar. 1996. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan). Bandung : PT. Citra Aditiya Bakti.

Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Jumat, 05 Maret 2010